Minggu, 31 Mei 2015

Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal

 KOMUNIKASI INTERPERSONAL



Menurut beberapa ahli komunikasi intrerpersonal dijabarkan sebagai berikut:

·      Menurut Muhammad, Komunikasi Interpes=rsonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan seorang lainnya atau biasanya antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.

·      Menurut Devito (1989), Komunikasi Interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang serta penerimaan pesan oleh orang laon atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya serta dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

·      Menurut Burgon & Huffner (2002), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual.

·      Menurut Mulyana, Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya akan menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.

·      Menurut Effendy, pada hakekatnya Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi ini dianggap paling efektif dalam mengubah pola pikir, sikap, pendapat ataupun perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan.

Kesimpulannya komunikasi intrapersonal adalah proses penukaran informasi atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang secara langsung sehingga komunikan dapat melihat dampak maupun reaksi yang diberikan oleh lawan biacaranya secara verbal maupun non-verbal.

Arus balik sifatnya langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, apakah respon yang diberikan positif atau negatif, berhasil atau tidak berhasil. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.



Beberapa tujuan dalam komunikasi interpersonal

1.       Menemukan Diri Sendiri
Dalam komunikasi interpersonal ada kesempatan kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita yang membuat komunikasi tersebut sangat menarik dan mengasyikkan untuk didiskusikan. Dengan membicarakan diri kita terhadap orang lain, kita memberikan seumber balikan yang luar biasa terhadap perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

2.       Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal.


3.       Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

4.       Berubah Sukap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah, banyak waktu yang terlibat dalam posisi interpersonal.

5.       Untuk Bermain Dan Kesenangan
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan untuk menghabiskan wkatu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.


6.       Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Ini juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita seari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah, dan sebagainya.

Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum (Devito, 1997, p. 259-264) yang dipertimbangkan yaitu:

1.   Keterbukaan (Openness),
2.   Empati (Empathy),
3.   Sikap Mendukung (Supportiveness),
4.   Sikap Positif (Positiveness), dan
5.   Kesetaraan (Equality).

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan ini mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.

1.   Komunikator interpersonal yang efektif haruslah dapat terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Hal Ini tidaklah berarti bahwa orang harus membukakan semua riwayat hidupnya.

2.   Aspek keterbukaan ini mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.

3.   Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan serta pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam arti iyalah mengakui bahwa perasaan serta pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda serta anda bertanggung jawab atasnya.

2. Empati (empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati adalah sebagai “kemampuan seseorang untuk dapat ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada saat tertentu”. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal ynag sama serta merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.

3. Sikap Mendukung (Supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif merupakan hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka serta empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita dapat memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap:
·      Deskriptif, bukan evaluative
·      Spontan, bukan strategic,
·      Provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap Positif (Positiveness)

Kita dapat mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan dua cara:

1.   Menyatakan sikap positif secara secara positif dapat mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.

2.   Perasaan positif untuk situasi komunikasi  ini pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.

5. Kesetaraan (Equality)

Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal ini akan lebih efektif bila suasananya setara. dalam  arti, harus adanya pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai serta berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk dapat disumbangkan.


Komunikasi interpersonal yang efektif juga mempunyai 6 fungsi, yaitu berfungsi untuk:

a. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu
b. Menyampaikan pengetahuan atau informasi
c. Mengubah sikap dan perilaku
d. Pemecahan masalah hubungan antar manusia
e. Citra diri menjadi lebih baik
f.  Jalan menuju sukses.

Dalam komunikasi interperonal komunikator kan komunikan dapat saja menemui hambatan, beberapa hambatan ini disebabkan oleh:

a. Komunikator
Hambatan dalam hal biologis, contohnya saja jika komunikatornya gagap dalam berbiaca, hambatan lain dalam hal psikologis adalah komunikator yang disergap rasa gugup dan rasa tidak nyaman.

b. Media
Hambatan yang dapat terjadi adalah pada masalah teknologi komunikasi, seperti telepon, microphone, dll.

c. Komunikan
Hambatan pada komunikan dalam hal biologis, dapat saja komunikan mengalami sulit pendengaran atau tuna rungu. Hambatan lain dalam hal psikologinya adlaha komunikan yang sulit berkonsentrasi dalam pembicaraan.


KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

Komunikasi intrapersonal adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu (internal).


Dijelaskan oleh Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.

Sedangkan  menurut  Nina  (2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir.

Menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri.

Selanjutnya Rakhmat seperti dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.



Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.
        Dalam komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder) melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder) dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik (feedback) terhadap pesan tersebut.

Adapun proses komunikasi intrapersonal adalah sebagai berikut:

·      Sensasi
Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.

·      Asosiasi
Proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi dengan pengalaman masa lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan penyempurnaan persepsi. Dengan pengalaman-pengalaman tiap individu yang berbeda, maka asosiasi tiap orang seringkali memiliki perbedaan walaupun sensasi yang datang sama.

·      Persepsi
Pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.

·      Memori
Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu:
a.   Perekaman (encoding) yaitu pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkuit syaraf internal.
b.   Penyimpanan (storage) yang menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif.
c.    Pemanggilan (retrieval), yang dalam sehari-hari disebut mengingat kembali adalah menggunakan informasi yang disimpan.

·      Berpikir
Merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah kita melalu tahapan sensasi, asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar, ada dua macam berpiir, yaitu berpikir autistik yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang kedua, yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir induktif, dan berpikir evaluative. Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan (Decision Making), memecahkan persoalan (Problem Solving), berpikir kreatif (Creative Thinking).



Sumber:
Deetz, Stanley (ed), Communication Year Book 15, Sage Publications, Inc, 1992.
E. Myears, Gail & Myears, Michele Tolela, The Dinamics Of Human Communication Laboratory  Approach, Mc. Graw-Hill, Inc, United States Of America, 1992.
Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1986. 
Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Trans-Per-Understanding Human Communication, Houghton Mifflin Company, USA 1975.
 Uchyana, Onong, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.
 Mazdalifah. 2004. Komunikasi Intrapersonal Ditinjau Dari Pandang Psikologi Komunikasi. Medan: FISIP      USU
 Erwina, Susy. 2004. Sistem Komunikasi Intrapersonal Sebagai Proses Pengolahan Informasi Dalam Diri Individu. Bandung: Universitas Langlangbuana.
 Allport, F.H. 1924 . “Social Psychology” , Boston : Houghton Mifflin .
 Aronson , E. 1972. “ The Social Animal “ , San Francisco. W.H.freemanand Company.
 Asante, M.K., E.Newmark, and C.Blake. 1979. “ Handbook ofIntercultural Communicatioan”, Beverly      Hills. Sage Publication .
 Dewey, R. and W.J.Humber . 1967. “ An Introduction to SoscialPsychology” .London : Collier-Macmillan.      Frederiksen, N. 1972 .” Toward A Taxonomy of Situations “ , AmericanPsychologist , 27 : 114 -123.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/komunikasi-intrerpersonal-definisi.html
http://www.scribd.com/89599310/28/fungsi-komunikasi-interpersonal-yang efektif
http://www.anneahira.com/teori-psikologi-komunikasi.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_intrapersonal
http://robbani.wordpress.com/2008/03/30/komunikasi-intrapersonal-sebuah-pengantar/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar